Rabu, 04 Juli 2012

Arti Kehilangan.


Pernah kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita?
Bagaimana menghadapinya?

“Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat yang akan baru menjadi indah setelah dibentuk menjadi tembikar. Cinta menjadi abadi jika tak terjangkau. Ibarat bumi selalu mengintai matahari. Kerana tak mampu meraihnya, selamanya menjadi bayangan yang tak terengkuh. Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada diputuskan. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa kadangkala Allah izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri. Kehilangan akan membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan dapat membuat kita tegar.”

Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang.

Maka, mari belajar untuk mencintai kehilangan itu, karena ia adalah sebagian proses peremajaan dari hidup. Kehilangan menjadi pelajaran dan pengalaman baru buat kita kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri.

Kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Kita sadar kita tak pernah memiliki apa-apa pun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan.
Kemenangan hidup bukan bermakna kejayaan mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran dari beberapa kehilangan, bahwa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.

Menyadari bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dari kehilangan. Bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dilalui.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar